Kementerian ESDM tengah membuka diskusi untuk mengevaluasi Harga Batu Bara Acuan (HBA) agar tetap kompetitif di pasar global. Langkah ini diambil sebagai respons atas penurunan ekspor batu bara yang mulai terasa sejak pertengahan tahun. Pemerintah juga gencar mendorong diversifikasi pasar melalui promosi dagang dan kerja sama bilateral dengan negara-negara potensial di luar pasar utama.
Penurunan ekspor ini salah satunya dipicu oleh stagnasi permintaan dari dua destinasi ekspor terbesar Indonesia, yakni China dan India. Kedua negara tersebut tengah meningkatkan produksi batu bara dalam negerinya secara signifikan, sehingga mengurangi kebutuhan impor dari luar. Kondisi ini memberikan tekanan pada harga jual dan volume pengiriman batu bara Indonesia.
Di tengah tekanan tersebut, pemerintah melihat pentingnya menjaga keseimbangan antara daya saing harga dan keberlanjutan industri. Evaluasi HBA diharapkan dapat memberikan ruang gerak bagi produsen untuk tetap menembus pasar global meskipun kondisi persaingan semakin ketat. Kebijakan ini juga diharapkan mampu menjaga pendapatan negara dari sektor pertambangan.
Jika strategi diversifikasi pasar dan perbaikan kebijakan harga berhasil dijalankan, sektor batu bara Indonesia masih memiliki peluang besar untuk bertahan bahkan tumbuh di tengah tekanan global. Namun, upaya ini memerlukan koordinasi erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra dagang internasional untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.
Sumber:
ANTARA News: Produksi lokal naik, ekspor batu bara RI ke China dan India menurun (26 Juni 2025)
Monitor Indonesia: Tekanan Global Menguat, Bagaimana Nasib Batu Bara RI ke Depan? (1 Juli 2025)
Kompas.com/Money: Ekspor Batu Bara Turun, ESDM Buka Peluang Evaluasi HBA (12 Juni 2025)